Mengapa Masjid Istiqlal Bersebalah degan Gereja Katedral?

Masjid Istiqlal bukan hanya sekadar tempat ibadah, melainkan juga sebuah ikon yang menyimbolkan kemerdekaan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Terletak di pusat kota Jakarta, masjid ini merupakan saksi bisu perjalanan panjang bangsa dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan, serta bukti nyata komitmen dalam menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

4/28/20253 min read

masjid intiqlal dan gereja katedral
masjid intiqlal dan gereja katedral

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta adalah dua ikon tempat ibadah yang berdiri berdampingan di pusat ibu kota Jakarta. Masjid Istiqlal yang didirikan bersebelahan dengan Gereja Katedral ternyata memiliki alasan bersejarah yang tak lepas dari dua tokoh pendiri bangsa. Keberadaan mereka bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil keputusan bersejarah dari Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, serta pesan kuat tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia .

Gereja Katedral di Jalan Katedral sebenarnya yang lebih dulu dibangun sebelum Masjid Istiqlal yaitu 1901, sementara Masjid Istiqlal baru selesai pada 1978.

Masjid Istiqlal bukan hanya sekadar tempat ibadah, melainkan juga sebuah ikon yang menyimbolkan kemerdekaan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Terletak di pusat kota Jakarta, masjid ini merupakan saksi bisu perjalanan panjang bangsa dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan, serta bukti nyata komitmen dalam menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Pembangunan gereja dirancang dan dimulai oleh seorang Pastor bernama Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan pleh Provicaris Carolus Wenneker. Menurut situs resmi Gereja Ketedral Jakarta, pekerjaan ini dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit saat Dijkmans tidak bisa melanjutkannya.

1. Sejarah dan Nama:

Dalam menentukan lokasi Masjid Istiqlal, terjadi perdebatan antara Soekarno dan Mohammad Hatta; Hatta mengusulkan agar masjid dibangun di Jl. MH Thamrin, yang saat ini menjadi lokasi Hotel Indonesia, karena area tersebut dikelilingi pemukiman Muslim dan tidak membutuhkan biaya penggusuran bangunan, sementara Soekarno bersikukuh membangun masjid di bekas Taman Wilhelmina yang berlokasi dekat Istana Merdeka dan bersebelahan dengan Gereja Katedral, dengan alasan mengikuti tradisi keraton Jawa yang menempatkan masjid agung dekat pusat pemerintahan serta mengirimkan pesan toleransi bahwa Indonesia menghargai keberagaman agama.

Masjid Istiqlal juga dibangun sebagai simbol kemerdekaan Indonesia, dengan nama "Istiqlal" yang berarti "merdeka" dalam bahasa Arab.

Pembangunan dimulai setelah empat tahun Indonesia merdeka, dengan ide awal dari KH. Wahid Hasyim dan H. Anwar Tjokroaminoto.

2. Arsitektur dan Desain:

Arsitek masjid ini adalah Frederich Silaban, seorang penganut Kristen yang memenangkan sayembara desain pada tahun 1955.

Bangunan memiliki gaya arsitektur formalisme baru dan internasional dengan dinding marmer, baja anti karat, serta stainless steel.

Kubah utama berdiameter 45 meter melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia (1945), sedangkan kubah kecil berdiameter 8 meter melambangkan bulan Agustus (bulan kemerdekaan).

3. Simbolisme:

Masjid ini memiliki satu menara yang melambangkan Keesaan Allah SwT; tinggi menara mencapai 96,66 meter dengan mahkota setinggi 30 meter yang menyimbolkan jumlah juz Al-Quran.

Terdapat tujuh gerbang bernama Asmaul Husna dan dua belas tiang besar terbuat dari marmer putih yang melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal).

4. Kapasitas dan Fasilitas:

Masjid Istiqlal dapat menampung hingga 200.000 jemaah pada saat-saat tertentu seperti salat Idulfitri atau Iduladha.

Fasilitasnya termasuk perpustakaan Islam, museum, ruang pertemuan, poliklinik madrasah, serta pusat olahraga di sebelah timur masjid.

5. Pembangunan:

Pembangunan Lokasi Masjid Istiqlal yang dibangun di atas bekas Benteng Frederick Hendrik peninggalan Belanda dipilih dengan sengaja sebagai simbol untuk menegaskan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda, memperkuat makna kemerdekaan tidak hanya secara politik, tetapi juga secara simbolis melalui pengambilalihan ruang bersejarah tersebut.

Pembangunan memakan waktu selama 17 tahun karena berbagai kendala politik dan ekonomi pada masa itu; akhirnya diresmikan pada tanggal 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

6. Fakta Unik Lainnya

Pada tahun 2020, dibangun Terowongan Silaturahmi sepanjang 28,3 meter yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, dihiasi dengan ornamen yang memadukan unsur Islam dan Kristen, difungsikan sebagai fasilitas parkir bersama—digunakan untuk jamaah masjid pada hari Jumat dan jemaat gereja pada hari Minggu— dan hal itu dikagumi oleh Paus Fransiskus sebagai simbol nyata dialog antaragama

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral bukan sekadar bangunan fisik, melainkan monumen hidup yang mengajarkan pentingnya toleransi dengan saling menghormati aktivitas ibadah bahkan berbagi fasilitas, memperlihatkan persatuan melalui keterlibatan Frederich Silaban seorang Kristen sebagai arsitek Masjid Istiqlal, serta menegaskan nilai sejarah dengan lokasinya yang strategis sebagai pengingat perjuangan kemerdekaan dan semangat Pancasila.

Masjid Istiqlal lebih dari sekadar bangunan megah. Ia adalah lambang kemerdekaan, simbol toleransi, dan bukti nyata semangat persatuan bangsa Indonesia. Dengan arsitektur yang mengagumkan, sejarah pembangunan yang panjang, dan peranannya dalam berbagai kegiatan nasional, Masjid Istiqlal tetap menjadi salah satu warisan berharga yang menginspirasi generasi penerus untuk terus menjaga kemerdekaan dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, keberadaan kedua rumah ibadah ini adalah jawaban nyata mengapa Indonesia bisa menjadi contoh kepada dunia untuk hidup berdampingan secara damai.